Selasa, 13 November 2012

PERJUANGAN PELAJAR MAHASISWA SEI MELAYU RAYAK TUNTUT PENYELESAIAN PT.BENUA INDAH GROUP

 disini negri kami

tempat padi terhampar

samudranya kaya raya

negri kami subur tuhan


di Negri permai ini

berjuta rakyat bersimbah luka

anak kurus tak sekolah

pemuda desa tak kerja

mereka dirampas haknya

tergusur dan lapar

bunda...relakan darah juang kami

untuk membebaskan rakyat

Senin, 12 November 2012

wisata daki gunung sei melayu.lestari hutanku

wisata sei melayu
sey melayu adalah kecamatan baru yang awalnya bergabung dengan kecamatan tumbang titi,sungai melayu memiliki obyek wisata yang luar biasa,untuk anda yang cinta alam anda bisa melakukan pendakian gunung sei melayu.untuk mencapai puncaknya dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam.sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan hamparan perkebunan kelapa sawit dan hutan belantara yang masih belum terjamah manusia,oleh karenanya pendakian anda akan mengusar adrinalin anda karena belum ada jalan yan membimbing anda sampai kepuncak.sesuai saja karena pegunungai ini masih perawan.ababila anda ingin mendaki lokasi awal pendakian yaitu melalui bukit cinta yang letaknya bersebelahan dengan obyek wisata sungai riam yang tak kalah menawarkan pesona yan luar biasa....so....buat anda yang mengaku penakluk gunung,jangan bilang anda jagonya gunung kalo belum taklukin gunung yang 1 ini.....selamat mencoba....salam lestari hutanku.

Minggu, 11 November 2012

cerita singkat dari anak negri



Lokasi transmigrasi Pola Inti Rakyat (PIR) dibuka secara bertahap sejak tahun 1992. Empat perusahaan perkebunan :PT. Duta Sumber Nabati (DSN), PT.Sumber Ladang Andalan (SLA), PT.Bangun Maya Indah (BMI), PT.Antar Mustika Segara (AMS)Yang bernaung dibawah PT.Benua Indah Group (PT.BIG), bertindak sebagai perusahaan inti menampung buah petani Kelapa Sawit.
Tahun 1992, PT. Benua Indah Group dengan sey melayu tumbang titi ketapang benua indah groupempat anak perusahaanya: PT. Duta Sumber Nabati (DSN), PT.Sumber Ladang Andalan (SLA), PT.Bangun Maya Indah (BMI), PT.Antar Mustika Segara (AMS) mulai beroprasi (land clearing) di enam kecamatan yaitu : Kecamatan  Sungai Melayu Rayak, Kecamatan Tumbang Titi, Kecamatan Pemahan, Kecamatan Nanga Tayap, Kecamatan Singkup serta Kecamatan Kendawangan. Kala itu masyarakat lokal disekitar lokasi harus rela harus rela kehilangan seumblah lokasi kuburan/makam untuk  lahan perkebunan milik PT. Benua Indah Group. Masyarakat disekitar lahan sangat berharap bisa hidup sejahtera  atau sekurang-kurangnya lebih baik dari sebelumnya dengan adanya kelapa sawit yang difasilitasi oleh PT. Benua Indah Group.
            Sejalan  dengan pembukaan perkebunan kelapa sawit sekela besar milik PT. Benua Indah Group tersebut,pemerintahpun menyisipkan puluhan ribu Kepala Keluarga (KK) Program transmigrasi dari berbagai daerah seperti  Jawa, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Lampung dan lain-lain.Mereka diberangkatkan ke pulau Kalimantan dengan impian setidaknya nasip mereka akan lebih baik dibanding mereka tetap bertahan di didaerah asal.
“Lima tahun pertama masyarakat hidup tanpa adanya penerangan dari listrik.Namun, setelah Kelapa Sawit mulai panen,suasana berubah meriah,setiap bulan petani kurang lebih mendapatkan 3 ton Tandan Buah Segar (TBS)dari dua hektar kebun yang berusia 5-10 tahun. Jika dirata-rata Rp 900 per kilogram,pendapatan petani sekitar Rp 2,7 juta per bulan.Saat itu hampir setiap keluarga memiliki sepeda motor,bahkan 2-3 unit,beberapa diantaranya membeli truk dengan cara kredit.inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat memboyong keluarga besarnya kekalimantan.
Meningkatnya pendapatan secara drastis mendorong warga mengirimkan anak-anaknya sekolah keluar desa.mereka menilai ,pendidikan dikota jauh lebih berkualitas dibanding di transmigrasi.
Celakanya kegembiraan petani tidak berlangsung lama.bencana muncul saat Kantor Pelayanan kekayaan dan Lelang Negara (KPKLN) Menyita aset empat perusahaan inti pada 23 Maret 2006. Perusahaan itu dinilai gagal melunasi ratusan milyar rupiah utangnya di Bank Mandiri.
Aset yang disita termasuk dua pabrik kelapa sawit,gedung, kendaraan dan belasan ribu hektar lahan,yang sebagian besar berbentuk kebun kelapa sawit. Akan tetapi saat itu juga KPKNL menitipkan aset tersebut pada perusahaan yang sama. Sejak saat itu pembayaran kelapa sawit petani mulai tersendat-sendat.Tahun 2008 pembayaran Tandan Buah Segar pada petani mundur  dua bulan itupun dilunasi setelah pemerintah daerah Ketapang,DPRD, dan Direktur Jendral Perkebunan Akhmad manggabarani turun tangan.saat itu keresahan petani menjalar kemana-mana.
Ekonomi masyarakan kian merosot,mereka terpaksa menjual sepeda motor atau apa saja yang berharga agar dapat membeli beras,minyak tanah,dan kebutuhan lainya.Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah,yang semula masyarakat memakan nasi beralih memakan ubi dan jagung.pemerintah sendiri tidak tuntas menyelesaikan masalah ini,hanya sekeder membujuk direksi agar membayar sawit petani. Karena itu tidak mengejudkan lagi bila masalah-masalah serupa kemudaian hari terulang lagi pada bulan-bulan berikutnya.
Hasilnya massa petani yang berunjuk rasa  membakar basecamp dan gudang perusahaan inti di daerah Singkup,September 2009.sejak itu dua pabrik yang disita KPKNL berhenti beroprasi.Luas kebun kelapa sawit 28.000 hektar. Berdasarkan bukti setoran kepabrik kelapa sawit,buah yang belum dibayar perusahaan sebesar Rp 119 milyar,tidak hanya itu ditemukan fakta baru perusahaan ternyata tidak menyetorkan sekitar Rp 30 miliar  angsuran kredit petani plasma ke Bank Mandiri.akibatnya,lebih dari 1000 sertifikat lahan petani masih  ditahan oleh Bank Mandiri sebagai agunan.kenyataan dilapangan setiap masyarakat menjual tandan buah segar perusahaan langsung memotong 30 persen sebagai angsuran kredit.
Kemunduran ini tidak hanya dirasakan oleh petani kelapa sawit melainkan pekerja dari PT. Benua Indah Group juga terkena dampaknya.menurut Ketua serikat pekerja divisi perkebunan PT. Benua Indah Group Lubuk Simanjuntak sedikitnya 513 karyawan belum menerima gaji sejak februari 2010, direksi belum menetapkan,mereka akan dikenai pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.
Terlepas dari kemelut diatas,sejak kedua pabrik berhenti beroprasi,penderitaan yang dirasakan petani semakin besar.di Singkup masyarakat pernah memasarkan Tandan Buah Segarnya ke Kalimantan Tengah,namun akibat buruknya kondisi jalan,terutama pada musim hujan,petani hanya menerima pembayaran Rp250 per kilogram Tandan Buah Segar.Harga serendah itu tidak cukup untuk biaya perawatan tanaman.sikap bupati ketapang yang tidak memperdulikan kondisi jalan semakin menambah rumit kondisi masyarakat.
Di Kecamatan Tumbang Titi masyarakat menjual tandan buah segar ke PT.Sinar mas yang jaraknya sekitar 70 kilometer.untuk menempuhnya dibutuhkan waktu 10 jam namun jika ada truk yang terperosok atau rusak perjalanan bisa 1-2 hari. Akibat gawatnya kerusakan jalan harga sawit di Tumbang Titi hanya berkisar Rp 500 per kilogram,sedangkan harga dipasaran pada umumnya Rp1250.
Perwakilan petani kelapa sawit sudah sering  mengadukan permasalahan ke berbagai lembaga di Jakarta. Beberapa kali mereka bertemu pejabat KPKNL meminta agar pabrik kelapa sawit segera dioprasikan tetapi hingga saat ini tidak ada tindak lanjut dan solusi nyata.
            Berikut adalah permasalahan pokok antara petani dengan PT.Benua Indah Group
Perusahaan Perkebunan Sawit Benua Indah Group dengan 4 (Empat) anak perusahaannya ( PT. Duta Sumber Nabati, PT. Antar Mustika Segara, PT. Bumi Maya Indah, PT. Subur Ladang Andalas) yang mana direksinya Budiono Tan, adapun permasalahan pokoknya adalah :
a.              Benua Indah Group tidak membayar hasil panen petani 4(Empat) bulan dari bulan    Juni, Juli, Agustus, dan September 2009 dengan jumlah Rp. ± 116 Milyar untuk 25 desa, 10.977 KK.
b.             Benua Indah Group tidak membayar / menggelapkan uang hasil penen, petani 30 % tidak disetor kepada Bank Mandiri. Sejumlah Rp. 77,7 Milyar ( Data dari Bank mandiri per 31 Desember 2010 )
c.              Benua Indah Group menggelapkan uang setoran petani 30% untuk membiayai kredit Interen, dimana uang tersebut sudah diambil oleh Benua Indah Group di Bank Danamon Ketapang.

Selasa, 24 Juli 2012

sp 1 sei melayu baru


dilema sey melayu raya akibat PT.BENUA INDAH GROUP

sey melayu adalah sebuah kecamatan yang menanungi beberapa desa,penduduk sey melayu terdiri dari beberapa etnis,warga pendatang dan warga pribumi hidup berdampingan bahu-membahu dalam suatu tatanan masyarakat.
hidup didalam pedalaman merupakan tantangan tersendiri bagi masyarakat,selain minimnya infrastruktur, dalam hal kesejahteraan masih jauh dari kata makmur.ini disebabkan rata-rata penduduk seymelayu merupakan petani kelapa sawit binaan PT.BENUA INDAH GROUP yang hingga saat ini belum jelas sampaimana kasusnya.selain berpenghasilan dari kelapa sawait masyarakat juga bangyak yang bekerja menambang emas dangan mesin tradisyonal.ironinya saat ini penghasilan dari menambang tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.belum lagi ada kabar bahwa pertambangan akan ditutup dikarenakan merusak lingkungan.ini menjadi masalah baru bagi masyarakat, dengan cara apalagi masyarakat akan menyambung hidupnya?
berharap pada PT.BIG? mungkin masyarakat sudah melupakan,masyarakat terlanjur pesimis akan penyelesaian skandal kasus ini yang tak kunjung selesai.banyak hal yang sudah dilakukan untuk terwujudnya citi-cita bersama yaitu penyelesaian sengketa ini,tetapi hasilnya nihil.masyarakat kembali dihadapkan pada pilihan pait?dan itu semakin membuat putus asa,.

"GERAKAN PEMUDA" ? mungkin ini solusi yang bisa dicoba.dimana suara pemuda sey melayu selama ini?dimana kaum intelektual sey melayu?dimana kaum pelajar sey melalu? kaum yang mengkalim dirinya kaum perubahan?mungkin ini saatnya kita bangkit menentukan kesejahteraan kita sendiri (sey melayu rayak) mari satukan fisi menuju sey melayu nomor SIJI.kalian adalah agen perubahan?apa yang sudah kalian sumbangkan?sudah pantaskah anda sebut sebagai kaum perubahan sedangkan kalian hanya sibuk dengan urusan sendiri?sibuk dengan kegaluan yang kalian ciptakan sendiri?mari berjuag bersama menuju seimelayu kembali jaya.